GROBOGAN - Dalam upaya mempererat silaturahmi sekaligus mendukung pelestarian budaya lokal, Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-126 Kodim 0717/Grobogan menggelar anjangsana ke rumah pengrajin wayang kulit, Pujio, di Dusun Krajan, Desa Karangharjo, Kabupaten Grobogan. Kamis (23/10/2025).
Kunjungan yang dipimpin langsung oleh Kapten Czi Asrofi, selaku Perwira Koordinator Lapangan Satgas TMMD, berlangsung penuh keakraban. Dalam kesempatan itu, Kapten Asrofi berdialog dengan Pujio mengenai proses pembuatan wayang kulit yang menjadi ciri khas seni tradisional Jawa.

“Kerajinan wayang kulit ini bukan sekadar karya seni, tetapi juga warisan budaya yang memiliki nilai filosofi tinggi. Kami kagum dengan ketekunan Bapak Pujio yang mampu menjaga tradisi ini tetap hidup di tengah modernisasi, ” ujar Kapten Czi Asrofi.
Sementara itu, Pujio, pengrajin wayang kulit yang telah menekuni profesi ini lebih dari dua dekade, menjelaskan proses pembuatan wayang membutuhkan ketelitian dan kesabaran tinggi.
“Wayang kulit dibuat dari kulit kerbau atau sapi yang telah direndam, dikerok, dan dijemur hingga kering. Setelah itu, pola digambar dan diukir sebelum diberi warna dengan teknik sungging. Gagang wayang biasanya dibuat dari tanduk kerbau, ” ungkap Pujio sambil menunjukkan hasil karyanya yang indah dan detail.
Menurutnya, selain menjadi bentuk ekspresi seni, usaha ini juga memberi nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar. Beberapa warga desa turut membantu dalam tahap pengerjaan, mulai dari pemrosesan kulit hingga pewarnaan.
Kapten Asrofi menambahkan, kegiatan anjangsana semacam ini menjadi bagian dari komitmen TNI untuk mendorong ekonomi kreatif desa serta memperkuat jalinan kebersamaan antara Satgas TMMD dan masyarakat.
“Kami berharap kerajinan seperti ini bisa terus berkembang. Tidak hanya melestarikan budaya, tapi juga menjadi sumber penghidupan yang berkelanjutan bagi warga desa, ” pungkasnya.
Kerajinan wayang kulit hingga kini masih digunakan dalam berbagai pertunjukan tradisional, mengisahkan epos besar seperti Ramayana dan Mahabharata yang sarat makna moral dan nilai-nilai kehidupan.
(Tohir/Agung)
